Setelah Vakum 2 Tahun, Indonesia Kembali Hadir di London Book Fair 2022
Salah satu ajang pameran buku terpenting di dunia, London Book Fair (LBF) kembali hadir di tahun ini. Sejak 2019 acara ini terpaksa ditunda karena situasi pandemi Covid-19. Bersama delapan penerbit buku dan dua literary agency terpilih, Indonesia berpartisipasi dalam kegiatan LBF di Olympia Hall, Kensington pada 5-7 April 2022 lalu. 10 penerbit/agensi terpilih adalah Borobudur Agency, PT. Mizan Pustaka, Gramedia International, Gagas Media, Zikrul Bestari, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Re:ON Comics, Kesaint Blanc, Literasia Creative, dan PT. Kanisius.
Pemprov DKI Jakarta menghadirkan Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) yang juga menjabat sebagai Executive Committee IPA Congress, Arys Hilman Nugraha dan Ketua Panitia IPA Congress 2022 Laura Prinsloo pada kesempatan ini. Bersama Vice President IPA Congress 2022 Karine Pansa, delegasi ini akan berdiskusi terkait persiapan 33th IPA World Congress mendatang.
Selain menjadi tempat untuk memamerkan dan menjual buku, LBF juga menjadi wadah berkumpulnya penulis, penerbit, dan agen literasi. Ini juga menjadi kesempatan bagi penulis Indonesia agar hak cipta karyanya bisa dibeli dan diterbitkan di negara lain. Diharapkan, melalui kegiatan ini, industri perbukuan nasional kembali bangkit setelah terdampak pandemi Covid-19 selama dua tahun.
Nia Niscaya, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf mengungkapkan 2 tujuan utama hadirnya Indonesia di London Book Fair 2022, “Yang pertama, memfasilitasi pelaku sub. Sektor penerbitan di ekonomi kreatif untuk memasarkan hak cipta. Tujuan kedua adalah mempromosikan Jakarta sebagai tuan rumah IPA Congress 2022 pada November nanti.”
Selain sebagai tuan rumah di IPA Congress 2022 mendatang, Andhika Permata, Kepala Disparekraf DKI Jakarta mengatakan, Jakarta juga terpilih sebagai City Literature oleh UCCN (UNESCO Creative City Network) di tahun 2021 kemarin.
Lebih lanjut, Arys Hilman menuturkan bahwa, dunia perbukuan Indonesia telah mencuri perhatian masyarakat internasional sejak menjadi Guest of Honor (GoH) pada Frankfurt Book Fair 2015, Country of Focus (CoF) pada Asian Festival of Children’s Content 2017 di Singapura, dan GoH di Kuala Lumpur International Book Fair 2018.
Berangkat dari hal tersebut, pada tahun ini, Indonesia membawa lebih dari 250 judul buku unggulan untuk mengikat dan mengukuhkan kembali perhatian industri perbukuan bangsa. Dengan tujuan agar industri perbukuan Indonesia dapat mengikuti jejak China dan Korea, yang pernah menduduki posisi serupa dan berhasil memanfaatkan status market focus atau GoH. Salah satunya dengan cara menerjemahkan buku-buku ke dalam bahasa internasional dengan membentuk Lembaga penerjemahan atau pengadaan translation funding program. (KRD)