Pustaka

Berburu “Harta Karun” di Pasar Buku Bekas

Salah satu kios buku bekas di Bandung, Jawa Barat.
Salah satu kios buku bekas di Bandung, Jawa Barat.

Bagi para pecinta buku, berlama-lama di toko buku menjadi sebuah kesenangan tersendiri. Apalagi di kios-kios pasar buku bekas. Berada di tengah buku yang menggunung dengan aroma kertas yang menguning, memberikan sensasi pengalaman yang mengasyikan.

Saat ini, beberapa pasar buku bekas sudah dibuat lebih nyaman untuk pengunjung. Seperti di Pasar Kenari, Jakarta Pusat, yang sebagian merupakan relokasi para pedagang buku bekas di Pasar Senen dan Kwitang. Dilengkapi dengan pendingin ruangan, pengunjung tidak perlu lagi berpeluh mengubek-ubek buku di kios yang sempit dan sumpek.

Jika telaten “menggali”, ditambah dengan keberuntungan, pengunjung bisa benar-benar menemukan “harta karun”. Antara lain buku-buku bagus atau bestseller, baik lokal maupun impor, yang masih dalam kondisi baik—layak baca dan koleksi. Harga buku-buku second ini relatif lebih murah dibanding buku baru. Yang perlu dilakukan adalah teliti saat memilih, karena bekas pakai dimungkinkan ada kekurangan atau kerusakan kecil pada buku, seperti coretan, bekas lipatan, bercak pada kertas, ataupun ada bagian yang sobek.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Koleksi seri lengkap ensiklopedia menjadi yang paling banyak diburu oleh para kolektor.
Koleksi seri lengkap ensiklopedia menjadi yang paling banyak diburu oleh para kolektor.

Selain mencari buku murah, alasan besar orang-orang mendatangi kios pasar buku bekas adalah mencari buku-buku langka, yang sulit ditemukan di pasaran karena tidak diterbitkan kembali. Para mahasiswa misalnya, mereka mencari buku-buku referensi dan penunjang mata kuliah tertentu. Atau, para kolektor yang rela berjibaku dengan ribuan buku untuk melengkapi koleksi mereka, seperti ensiklopedia atau seri komik lawas. Khusus untuk buku langka, harganya tidak bisa dibilang murah karena ketersediaannya yang terbatas dan sifatnya yang collectible.

Sejak pandemi Covid-19, dengan adanya pembatasan aktivitas dan mobilitas, kunjungan ke pasar buku bekas tidak bisa dilakukan secara leluasa. Banyak pedagang yang akhirnya beralih berjualan di online (melalui Instagram, Whatsapp, dan Facebook). Namun, bagi pembeli tetap saja bertransaksi secara offline terasa lebih seru.

Pertama, calon pembeli bisa melihat langsung kondisi buku, bukan hanya melalui foto. Hal terpenting adalah bisa memastikan langsung buku yang dibelinya asli, bukan bajakan—sebuah keharusan bagi pecinta buku sejati. Buku asli mempunyai kualitas cetakan yang sangat baik, tidak buram atau berbayang. Jadi, tidak akan ada istilah “membeli kucing dalam karung”. Kedua, jika dirasa kurang sesuai, pembeli bisa melakukan tawar-menawar secara langsung untuk mendapatkan harga yang lebih miring. Sebuah kepuasan bagi seorang pembeli.

Di pasar buku bekas tersedia beragam jenis buku; mulai dari buku anak-anak, komik, karya sastra, dan banyak lainnya.
Di pasar buku bekas tersedia beragam jenis buku; mulai dari buku anak-anak, komik, karya sastra, dan banyak lainnya.

Hal lain adalah pengunjung tidak hanya bisa membeli, tapi juga bisa menjual sebagian koleksinya ke pedagang kios. Sebagian pecinta buku yang memiliki koleksi ganda atau berniat menyediakan ruang untuk buku-buku baru, memilih menjual sebagian koleksi mereka untuk memperpanjang dan memperluas manfaat buku. Hal ini bisa menjadi solusi yang saling menguntungkan.

Dan yang paling tidak terlupakan adalah kegembiraan membawa pulang “harta karun” pilihan. Kepuasan yang tidak ternilai harganya. Mengunjungi kios pasar buku bekas bisa menjadi alternatif me time yang bisa dilakukan para pecinta buku. [AND]

***

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Readezvous adalah ajang kumpul para pecinta buku