Mau Baca dan Pinjam Buku Gratis? Ke Bookhive Aja!
Bookhive? Apa tuh?
Dilansir dari Instagram @jakartabookhive, Bookhive adalah rak buku publik di mana orang bisa mengambil satu buku yang mereka ingin baca dan menyumbang buku. Bookhive dibuat untuk menginspirasi minat baca di kota Jakarta dan menumbuhkan rasa berbagi.
Kira-kira setahun yang lalu, tepatnya di tanggal 23 April 2021 –bertepatan dengan Hari Buku Sedunia, Wali Kota Jakarta Pusat, Dhany Sukma meresmikan rak buku Bookhive Jakarta yang pertama di Kawasan Taman Lembang. Ide perpustakaan mini ini diinisiasi oleh Farid Hamka, putra dari Jusuf Hamka. Farid mengungkapkan, inspirasi berdirinya Bookhive didapat dari banyak perpustakaan publik di Luar Negeri. Seperi Dover Free Library di Amerika, dan beberapa titik di Jerman. Meski awalnya pesimis idenya ini tak akan bertahan lama dan akan sepi peminat, namun di dua-tiga minggu pertama pembukaan, respon yang didapat justru sebaliknya.
Program ini disambut baik warga Ibu Kota. Selain menawarkan pengalaman membaca baru di luar ruangan, Bookhive secara tidak langsung juga ikut meramaikan pengunjung di taman-taman kota Jakarta yang rimbun dan asri. Banyak masyarakat yang sengaja datang untuk berolahraga atau menikmati qualitity time bersama orang tercinta sambil bersantai membaca buku. Bahkan, ada yang sengaja membawa koleksi buku bacaan dari rumah untuk diletakkan di rak Bookhive.
Saat ini Bookhive tidak hanya berlokasi di Taman Lembang Jakarta Pusat, tetapi juga di beberapa titik taman kota, yaitu: Taman Suropati, Taman Menteng, dan Taman Lapangan Banteng Jakarta Pusat, Taman Cattleya dan Kawasan Kota Tua Jakarta di Jakarta Barat, Taman Spatodhea dan Taman Mataram di Jakarta Selatan. Bahkan ada juga yang berlokasi di Bali dan Surabaya, lho, Sobat!
Beroperasi dari pukul enam pagi sampai pukul enam sore, pengunjung bisa menikmati koleksi buku yang berjejer di rak Bookhive. Di luar jam operasional tersebut, Bookhive dikunci dan buku yang ingin disumbangkan bisa dititipkan ke satpam setempat.
Koleksi buku yang ditawarkan juga cukup beragam. Ada novel, nonfiksi umum, puisi, buku anak, textbook dan ensiklopedi. Umumnya buku-buku ini berbahasa Indonesia, meskipun ada juga yang berbahasa Inggris. Bagaimana dengan kitab suci? Untuk menjaga agar Bookhive dapat inklusif bagi semua kalangan dan tidak menimbulkan keresahan, tim Bookhive tidak memperbolehkan penaruhan kitab suci di dalamnya. Sedangkan untuk buku religi yang berifat umum, diperbolehkan.
Keunggulan dari meminjam buku di Bookhive adalah, kamu bisa membaca sepuasnya tanpa khawatir dengan tenggat waktu peminjaman, alias bebas mau dikembalikan kapan saja. Bahkan, menjadi hak milik pun juga boleh. Asalkan kita bersedia menyumbangkan buku yang kira-kira bernilai bagi orang lain. Agar sama-sama bisa mengambil manfaat dari Bookhive.
Sayanganya, untuk kamu yang berada di luar kota dan ingin berpartisipasi menyumbangkan buku di Bookhive, belum bisa dikirimkan melalui ekspedisi. Disarankan untuk datang langsung ketika ada kesempatan berkunjung ke Bookhive. Selain untuk mengurangi emisi karbon dan sampah pengepakan, tim Bookhive juga mendahulukan orang-orang di sekitar kita yang pastinya juga membutuhkan bacaan. Bahkan, tim Bookhive juga membagikan cara membuat rak buku publik di sekitar kita lewat akun Instagramnya. Wah, keren, ya?
Oh iya, desain rak buku unik Bookhive adalah hasil dari @accossa.lab. perusahaan desain yang peduli dengan aspek lingkungan dan sosial.
Bingung ingin berakhir pekan ke mana? Yuk, kita kunjungi taman kota sekitar sambil menyempatkan membaca buku di Bookhive. Ingat slogan Bookhive, “Ambil Seperlunya, Sumbang Semampunya.” [KRD]