Review

Tak Sekadar Humor, Komik Haji Boim 2 Juga Menyajikan Kisah yang 'Bergizi'

Menurut para ahli, tertawa sangat bermanfaat bagi kesehatan. Selain menurunkan depresi dan meningkatkan kualitas tidur, dengan tertawa kamu bisa mengurangi stres, rasa sakit, dan meningkatkan imun tubuh juga, lho!

Ada juga penelitian yang dilakukan di Korea tahun 2017 yang membuktikan bahwa pasien yang menjalani terapi tertawa mampu mengatasai depresi yang sebelumnya dialami. Kualitas tidur pun meningkat.

Wah, siapa sangka dari tertawa, banyak manfaat yang bisa kita dapatkan ya, Sob?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Cara lain selain terapi untuk bisa tertawa adalah membaca komik, khususnya komik bergenre humor. Selain kisah jenaka, banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa didapat. Salah satunya adalah Komik Haji Boim 2: Sketsa Receh & Komik Bergizi.

Dalam komik yang terisi dari dua bagian ini (Sketsa Receh dan Komik Bergizi) Boim Lebon, --yang akrab dipanggil Haji Boim, menyuguhkan karya kolaborasinya bersama komikus Halama Haris. Tak hanya humor, buku ini dilengkapi pula dengan nasihat yang diselipkan dalam kisah-kisah lucu, namun tidak terkesan menggurui. Sehingga penyampaiannya lebih efektif. Kisah lucu di dalamnya diharapkan bisa menghibur para pembaca setelah lelah bekerja atau beraktivitas seharian.

Ide cerita dalam komik ini diambil dari keseharian dan pengalaman Haji Boim yang berhubungan dengan anak muda kekunoan yang dikemas dalam komik strip. Selain itu Haji Boim juga menjumput banyak jokes receh yang menyebar dalam bentuk Sketsa versi Haji Boim dan keluarga.

Sebagai sastra gambar, komik menjadi salah satu bentuk komunikasi visual yang berguna untuk menyampaikan informasi yang mudah dimengerti. Alur cerita yang menarik dalam Komik Haji Boim 2 ini merupakan kolaborasi antara gambar dan teks yang dirangkai sedemikian rupa.

Cerita Komik Haji Boim 2 terkadang nakal karena menyindir dan mengkritik kebijakan, sesekali tampil elegan dengan cerita dakwahnya, tapi terkadang santai sekali, menyajikan tebakan lucu yang biasa diutarakan anak-anak. Melalui komik ini Boim Lebon ingin menyampaikan isi hatinya dalam bentuk cerita bergambar yang mudah dipahami dan menyentuh urat syaraf lucu masyarakat.

Awalnya, komik strip yang terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom ini dimuat di Koran Republika Ahad, dan ceritanya tidak bersambung. Dengan beberapa penyesuaian, maka kumpulan komik strip tersebut pun dibukukan. Wah, menarik bukan?

Buat pembaca yang sudah tidak sabar untuk membaca keseruan cerita di dalamnya, jangan lupa untuk selalu update kabarnya di Instagram bukurepublika. Karena info terkait pemesanan akan segera diinfokan di sana, ya Sob!

Tentang Penulis

Boim Lebon alias Haji Sudiyanti S.S bin H. Pandi bin Karyokarmo adalah seorang penulis cerpen dan artikel di media massa. Nama Boim Lebon diberikan oleh Hilman Hariwijaya, sang ‘pencipta’ karakter serial Lupus. Sebagai Boim Lebon buku pertamanya adalah Lupus Kecil & Lupus ABG yang dibuat duet bersama Hilman. Kedua buku itu sukses menyusul kefenomenalan Lupus SMA. Hingga kini, sudah puluhan buku yang dibuat dengan nama pena tersebut. Selain menulis, ia juga kerap diundang sebagai pembicara di berbagai kesempatan. Saat ini ia bekerja di salah satu stasiun televisi sebagai Head of Creative dan Produser.

Tentang Ilustrator

Halama Haris merupakan illustrator dan graphic designer dari Lombok, NTB. Sejak 2006 sampai 2016 ia merantau ke Jogja dan mulai menggemari dunia literasi. Beberapa karya ilustrasinya telah dipublikasikan dan saat ini sedang menyelesaikan 2 serial anak bersama tim Kennedy Academic Group Inc.

Sambil nunggu komiknya bisa dipesan, boleh deh di-spill dikit cuplikan percakapan di komiknya, hehe, biar makin penasaran:

Haji Boim lagi di warteg ketika seorang pemuda konyol masuk dan nanya ke pelayannya,

“Ada ayam, Mbak?”

“Ada Mas, mau pesen berapa?”

“Usir, Mbak! Saya mau makan!” teriak si pemuda tadi.

Haji Boim bengong. Pelayan juga.

[KRD]

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Readezvous adalah ajang kumpul para pecinta buku