Asma Nadia Berbagi Inspirasi Menulis di Ponpes Manahijussadat
Asma Nadia hadir memberi inspirasi menulis di Pondok Pesantren (Ponpes) Manahijussadat, Ahad (9/10/2023). Acara bertajuk Bincang Literasi bersama Asma Nadia menjadi bagian dari Gerakan Literasi Bagian Perpustakaan dan Kearsipan Ponpes Manahijussadat. Bagi pimpinan Pondok Dr. KH. Sulaiman Effendi, M.Pd.I kegiatan yang dihadiri oleh para santri, guru dan alumni ini menjadi langkah kecil untuk menyiram bakat santri supaya tidak kering, lalu mati.
“Perlu ada gerakan kepenulisan. semua orang pasti mampu menulis, tetapi sedikit yang mau. Ini perlu digerakkan. Pesantren al-Amin Parenduan bisa menjadi contoh. Alumninya banyak jadi penulis. Nama pesantrennya juga ikut terangkat.”
Sengaja mengundang Asma supaya para santri tertarik untuk belajar menulis. “Mengundang penulis popular supaya diminati oleh anak-anak. Supaya anak-anak suka. Ustadz dan kyai banyak, tapi yang bisa menulis sedikit,” jelas KH. Sulaiman.
Lebih lanjut KH. Sulaiman menjelaskan kalau profesi menulis itu kurang diminati. Padahal menulis sangat penting untuk proses mengabadikan ilmu. Dengan menulis Ilmu menjadi permanen. Ada ustadz atau kyai pandai ceramah. Ilmunya ia sampaikan melalui lisan. Lalu meninggal. Maka kita tidak dapat lagi mendengarkan nasihatnya. “Ulama itu harus mempunyai buku. Jadi, ketika meninggal ide, pemikiran, pengetahuan, dan kebijaksanaannya tidak ikut mati terkubur.” Kata Penulis buku Menjemput Hidayah di Bumi Santri
Penulis 80 buku, 14 buku di antaranya diangkat ke layar lebar, menyampaikan bahwa seseorang yang ingin menulis harus memiliki alasan kenapa ingin menulis. Alasan ini yang akan menguatkan dirinya untuk tetap menulis. Selain itu, bila tulisan kita belum juga diterbitkan, jangan berhenti menulis. “Rumus kesuksesan adalah jumlah kegagalan + 1. Hanya saja, kita tidak akan pernah tahu kapan yang satu itu akan kita raih. Jadi, teruslah berusaha.”
Senada dengan Bunda Asma, KH. Sulaiman juga menyebutkan bahwa salah satu kunci kesuksesan membangun Ponpes Manahijussadat adalah dengan Man Jadda WA Jada, siapa saja yang bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil. “Sejak saya mondok, saya kerap diajarkan oleh Kyai saya yaitu innal hayata ‘aqidatun wa jihadun, sesungguhnya kehidupan itu adalah keyakinan dan perjuangan.”
Berawal dari tanah wakaf seluas 500 meter, Ponpes Manahijussadat telah berkembang menjadi 16 hektar. Pertama kali berdiri dimulai dengan 13 santri, sekarang sudah 635 orang.
Selain Bincang Literasi, bekerjasama dengan Readezvous! by Republika Penerbit diselenggarakan bazar buku selama 3 hari yang menghadirkan 120.000 eksemplar buku dari 10 penerbit nasional.