Tips

7 Inspirasi Menulis untuk Pemula dari Asma Nadia

Asma Nadia dengan karya terbarunya yang ditulis bersama Helvy Tiana Rosa dan Benny Arnas, Cahaya di Bawah Cahaya, sebuah novel dari film
Asma Nadia dengan karya terbarunya yang ditulis bersama Helvy Tiana Rosa dan Benny Arnas, Cahaya di Bawah Cahaya, sebuah novel dari film "Hayya 2". (Sumber: Buku Republika)

Semua orang bisa jadi penulis. Tidak perlu lulus sarjana sastra untuk jadi penulis. Penampilan juga bukan menjadi keutamaan seorang penulis. Ibu rumah tangga dengan tiga anak pun bisa jadi penulis. Namun, kemahiran menulis bukan sesuatu yang bisa diperoleh secara instan, melainkan perlu proses dan jam terbang.

Dalam proses menulis, kendala paling umum yang dialami para penulis pemula adalah bingung bagaimana dan dari mana harus memulai. Baru setengah jalan, sudah stuck kehabisan ide. Tak sanggup lagi melanjutkan tulisan.

Agar terhidar dari persoalan semacam ini, ikuti 7 inspirasi menulis yang dirangkum dan dikembangkan dari bincang literasi Republika Penerbit dan MQFM Jogja bersama penulis bestseller, Asma Nadia, berikut ini.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

1. Buat Premis dan Outline

Premis adalah gagasan utama dari sebuah cerita. Atau, dapat dipahami sebagai simpulan cerita yang digambarkan dalam satu kalimat. Premis dapat memuat tentang tokoh, tujuan si tokoh, dan apa yang menghalanginya mencapai tujuan tersebut. Premis dapat dikembangkan menjadi outline atau kerangka karangan yang lebih detail menjadi sebuah cerita yang utuh, bukan sebatas ide yang mengawang-awang.

Bisa jadi, banyak ide baru yang akan muncul di tengah proses menulis. Tidak semua ide baru bisa diimplementasikan dalam naskah, bisa-bisa ceritamu melebar ke mana-mana, atau bahkan berakhir berantakan, tidak terselesaikan. Premis dan outline berfungsi sebagai pemandu yang mengawalmu untuk tetap on track sampai ceritamu selesai.

2. Awali dengan Sesuatu yang Menarik

Opening menjadi bagian penting dalam sebuah cerita. Pikirkan adegan, paparan, penokohan, setting, dialog, quote, atau sesuatu lain yang menurutmu dapat menarik perhatian pembaca. Umumnya, karya-karya para penulis bestseller seperti Asma Nadia sudah mampu memikat pembaca, bahkan dari kalimat pertama. Karena itu, kamu bisa mengamati dan mempelajari pola-pola yang mereka gunakan dalam membuat opening.

3. Lengkapi Riset dan Banyak Membaca

Tiba-tiba mengalami stuck atau writer’s block di tengah proses menulis? Hal utama yang perlu kamu lakukan adalah mencari penyebab kebuntuanmu. Bagaimana caranya?

Alih-alih berhenti, teruslah menulis. Dengan begitu, kamu akan terus “dipaksa” berpikir dan kreatif, sehingga tahu apa penyebab kebuntuanmu. Misalnya, kehabisan ide dan tidak tahu harus menulis apa. Bisa jadi, risetmu kurang lengkap dan kuat.

Membaca adalah cara utama seorang penulis belajar dan melakukan riset. Membaca akan membuatmu kaya: kosakata, pengalaman, pengetahuan, dan sebagainya, yang dapat membantumu mengembangkan cerita.

4. Tulis Saja Dulu

Aduh, kok, jelek, ya?! Kurang pas. Membosankan.

STOP! Tulis saja dulu! Jangan terlalu banyak pertimbangan, apalagi menghakimi diri sendiri saat sedang menulis. Selesaikan tulisanmu! Setelah itu, baru baca ulang, perbaiki, dan revisi—jika perlu, sampai kiranya telah cukup sempurna untuk diserahkan ke penerbit atau dimuat di digital platform.

Jangan kecil hati ketika mendapat komentar dan masukan, baik dari editor maupun pembaca ebook-mu. Sebab, menulis sejatinya adalah sebuah proses.

5. Cari Waktu yang Nyaman untuk Menulis

Kapan waktu yang nyaman? Ada yang nyaman menulis saat sebelum atau sesudah shalat Shubuh. Ada juga yang sebelum tidur. Setiap orang memiliki waktu nyamannya masing-masing, yang berbeda satu sama lain. Temukan waktu di mana tubuhmu siap, pikiranmu tenang, dan situasi kondusif.

Kadang kala, ada situasi tertentu yang membuat seseorang lebih produktif. Misalnya, lebih banyak dapat ide kalau menulis sambil mendengarkan musik, atau sambil ngemil. Asal, jangan sampai kelewatan; dengar musik dan ngemilnya jalan, tapi nulisnya enggak.

6. Buat Target Harian

Tentukan targetmu! Dalam satu tahun kamu harus menyelesaikan novel dengan ketebalan 120 halaman. Berarti, dalam sebulan kamu harus menyelesaikan 10 halaman. Jika dibagi 30, dalam sehari kamu hanya perlu menulis sepertiga halaman secara konsisten. Kalau terlewat, maka kamu punya kewajiban ganda di hari berikutnya.

Sepertiga halaman tidak terlalu panjang dibandingkan banyaknya teks pada status, story, atau chat Whatsaap yang umum dilakukan orang setiap hari. Bayangkan, jika kamu disiplin, kamu bisa menyelesaikan satu buku setiap tahun.

7. Motivasi yang Kuat

Yang terakhir adalah motivasi yang kuat. Apa yang membuatmu ingin menulis? Jika motivasimu kuat, maka kamu tak akan punya waktu untuk berpikir berhenti menulis—dengan alasan apa pun.

Bincang lengkapnya dapat disimak di sini. Temukan juga bicang buku dan inspirasi menulis dari penulis bestseller lainnya di laman Youtube Buku Republika. Selamat menulis! [AND]

Berita Terkait

Image

Buku Garuda Gaganeswara Masuk Nominasi IBBY International

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Readezvous adalah ajang kumpul para pecinta buku